Pelukis dari India

8:52:00 PM

Satu pertanyaan pembuka untuk blog post kali ini: ada yang percaya reinkarnasi nggak, sih? Menurut Wikipedia Indonesia, definisi universal reinkarnasi adalah merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain. Yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat ini. Yang lahir kembali itu adalah jiwa orang tersebut yang kemudian mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil pebuatannya terdahulu. Kira-kira seperti itu. Jadi reinkarnasi menurut pengandaian saya tuh kaya mitologi burung Phoenix, dimana dia mati, terbakar dan lahir lagi dari abu nya sendiri kan ya kalo nggak salah? Ya kira-kira seperti itu. Jadi ya inti dari konsep reinkarnasi itu tuh, kita manusia saat ini tuh merupakan lanjutan kehidupan dari manusia yang hidup mendahului kita di kehidupan sebelumnya.



Okay, jadi kayanya mendingan langsung aja saya sharing tentang hal menarik yang baru aja saya alami beberapa hari lalu ketika ada event Kumpul Akhir Pekan nya Burgreens Darmawangsa sama Union Yoga, dimana salah satu event pendukungnya ada Aura & Past Life Reading, dimana fasilitator nya adalah Yuki Anindya, seorang Indigo dewasa yang dikaruniai kemampuan untuk membaca aura dan past life; kemampuan untuk membaca dan melihat kita tuh siapa sih di kehidupan sebelumnya? Nah kalau timbul pertanyaan: fungsi nya apa untuk tau siapa kita di kehidupan sebelumnya? More or less untuk kita sebagai individu bisa tau nih kenapa kita begini. Dan untuk pengalaman saya, beberapa pertanyaan saya terjawab sih sebenernya. Karena kenapa? Dalam konsep reinkarnasi itu, siapa kita sebelumnya tuh sedikit banyak nya mempunyai korelasi tentang apa yang kita hadapi dan miliki sekarang. Either itu personality, life problems, situations, anything.

Photo: @makhlukamin

Lalu cara Yuki melakukan pembacaan aura & past life kita tuh gimana, sih? Durasi nya kira-kira 30 menit. Pertama, Yuki bakal tanya usia sama bulan lahir. Terus udah, just let her do her thing, kira-kira 10 menit. Dia akan nulis di kertas ini itu nya tentang karakter diri kita, warna aura kita dan past life kita dulu siapa, lengkap dengan karakter kita di kehidupan sebelumnya itu siapa. Lalu setelah 10 menit berlalu, Yuki akan kasih kertas ke kita dan abis itu kita baca. Perlu diketahui sebelumnya bahwa di hari itu adalah hari pertama saya ketemu dan berkenalan sama Yuki, dan saya cuma kasih tau usia dan bulan lahir saya sama Yuki. Lalu apa hasilnya tentang warna aura dan siapa saya di kehidupan sebelumnya, dan apa korelasi nya dengan saya yang hidup di hari ini?

Ilustrasi: Anthony Holdsworth

Warna aura dominan saya adalah biru & kuning. Lalu di kehidupan saya sebelumnya, saya adalah seorang pelukis jalanan di sebuah kota kecil di India. Dimana pelukis itu punya karya yang bagus, dan banyak orang nontonin si pelukis itu di sisi jalan, tapi si pelukis itu sibuk dengan dunianya dan dia nggak ngejual karyanya. Dan saat saya mengetahui past life saya yang ternyata adalah seorang pelukis India, saya sempet diem dulu kira-kira 1 menit dan merefleksikan itu terhadap semua aspek dalam diri saya. Apapun itu, dari perkara personality pribadi, interest, dan lainnya.

Karena tuh gini, kita tertarik sama sesuatu itu tuh kan kaya muncul dari alam bawah sadar kita gak, sih? Sebagai contoh si A suka sama kucing dari kecil. Kenapa dia suka sama kucing pun ya kaya emang udah dari insting nya dia aja dia suka sama kucing. Lalu akhirnya timbul jawaban satu persatu. Sedikit banyaknya saya mulai ngerti kenapa saya menghasilkan banyak karya-karya mandala (bisa dilihat di Instagram saya di @reevosaulus); yang merupakan simbol ritual India yang merupakan simbolisasi dari universe. Dan saya milih untuk gambar mandala itu adalah sebagai media seni meditatif untung menenangkan pikiran. Boleh di google: meditative art, yang secara singkat adalah ber-meditasi dengan media seni. Serius, kalo kata temen-temen, saya tuh demennya hal yang “begitu begitu”. Iya, dengan tanda kutip. Tapi ya sedikit banyak nya ngerti lah yaaa maksudnya.


Lalu sedikit banyaknya juga saya mulai dapet jawaban, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di pulau Bali tahun 2009, nggak tau kenapa ada semacam emotional connection aja gitu sama pulau itu. Lalu, sejak saya lulus kuliah dan syukur kepada Tuhan saya udah punya penghasilan sendiri, sejak 2013 pun saya keep coming to Bali back and forth. Dan lagi, dimana temen-temen saya pada milih party di Legian, saya diem aja di Ubud. And to spill the beans for a bit, saya punya kebiasaan kalo misalnya tiap di Ubud udah mulai jam 10, saya biasanya keluar tuh jalan nyari makan, nyari angin, dan nyari… Pura. Iya, pura. Terus ngapain di pura? Duduk aja diem. Menikmati keheningan malam. Rasanya adem aja gitu loh. Kadang juga pernah duduk di motor di depan patung Sutasoma di pertigaan Raya Ubud-Tegallalang jam 11 malam. Ngeliatin tuh patung sambil dengerin iPod. Lalu sedikit banyaknya juga kenapa saya tertarik banget sama kebudayaan India. Dari suka banget merhatiin nama-nama Sansekerta, nama-nama India, yang kaya gitu gitu tuh. Dan sampe saya tuh punya cita-cita dimana saya pengen banget datengin Holi Festival di India suatu saat nanti.

Jadi ya begitu.. disini kan saya menceritakan pengalaman yang menurut saya ini cukup menarik. Soalnya setelah saya posting cerita saya secara singkat di Path, abis itu yang japri saya lumayan ada beberapa orang. Nah, jadi daripada ceritanya berkali-kali, mending diceritain di blog aja, deh. Dan terakhir, percaya nggak percaya nya saya kembalikan ke yang baca aja, ya. Hehehe.

You Might Also Like

0 comments